Perkembangan terbaru menyoroti keputusan penting pemerintah untuk menunda penerapan Pajak E-commerce hingga target pertumbuhan ekonomi 6% tercapai, menandakan fokus pada pemulihan sektor digital. Langkah ini diambil di tengah tekanan penerimaan negara, meningkatnya kekhawatiran atas potensi shortfall pajak, serta penurunan jumlah pelapor SPT akibat gelombang PHK dan menurunnya kepercayaan publik. Di sisi lain, pemerintah juga mulai menyiapkan strategi jangka panjang untuk penguatan energi dan perluasan pasar ekspor.
Pemerintah mengambil langkah strategis yang mengorbankan penerimaan jangka pendek demi pertumbuhan, namun tantangan fiskal kian nyata. Pemerintah menunda penerapan pajak e-commerce hingga ekonomi tumbuh 6%. Keputusan ini merupakan kabar gembira bagi pelaku usaha digital, bertujuan memberikan waktu bagi sektor ini untuk pulih sepenuhnya. Namun, dengan tersisa 3 bulan hingga akhir tahun anggaran, muncul pertanyaan besar mengenai apakah strategi Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mampu menutup shortfall pajak. Kondisi ini menuntut kebijakan fiskal yang lebih agresif dan efektif dari Kemenkeu.
Isu fiskal juga diperburuk oleh masalah sosial dan kepercayaan publik. Jumlah pelapor Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan 2025 turun, disebabkan oleh faktor Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan merosotnya kepercayaan publik. Penurunan ini mengindikasikan tantangan dalam kepatuhan pajak dan mengharuskan otoritas pajak (DJP) untuk meningkatkan edukasi dan layanan.
Sementara itu, pemerintah tetap fokus pada fondasi ekonomi jangka panjang melalui diversifikasi energi dan ekspansi pasar. Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menargetkan kebijakan campur etanol 10% ke BBM berjalan mulai 2027. Rencana ini merupakan langkah strategis jangka panjang pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada BBM fosil. Di sektor perdagangan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendorong perjanjian dagang baru di Asia, bertujuan memperluas pasar ekspor Indonesia. Upaya ini dilakukan untuk mengurangi risiko ketergantungan pada pasar tradisional dan memacu kinerja perdagangan internasional.
Keputusan penundaan pajak e-commerce menunjukkan bahwa pemerintah memprioritaskan pertumbuhan sektor digital di atas target penerimaan jangka pendek. Namun, tantangan fiskal makin nyata dengan adanya kekhawatiran shortfall pajak dan penurunan jumlah pelapor SPT akibat masalah sosial (PHK) dan governance (kepercayaan publik). Sementara itu, pemerintah juga mempersiapkan fondasi ekonomi jangka panjang melalui perjanjian dagang di Asia dan kebijakan bioetanol 2027, mengindikasikan fokus pada diversifikasi energi dan perluasan pasar ekspor untuk pertumbuhan yang lebih berkelanjutan.
Situasi terkini menunjukkan otoritas fiskal berada dalam posisi dilematis: menunda penerapan pajak e-commerce untuk mendukung pertumbuhan, namun di saat yang sama harus menghadapi risiko shortfall dan penurunan kepatuhan SPT. Keberhasilan Menkeu Purbaya dalam menjaga stabilitas penerimaan pada kuartal akhir tahun anggaran akan menjadi penentu arah fiskal ke depan. Di sisi lain, dunia usaha dan masyarakat perlu mencermati langkah pemerintah dalam memperluas pasar ekspor serta menyiapkan kebijakan bioetanol 2027 sebagai bagian dari strategi pertumbuhan ekonomi jangka panjang.